A.
Identitas
Sekolah
Nama
Sekolah : SMA Harapan 1 Medan
Alamat
Sekolah : Jalan Imam Bonjol No.35 Medan
Uang
Sekolah : 460.000/bulan + Mulok 35.000 = 495.000
Konsep
e-learning : offline/powerpoint
Digunakan
sejak : tahun 2010
B.
Uraian
objektif observasi
Hari
pelaksanaan : Kamis, 23 Mei 2013
Waktu
dilakukan : 12.30-14.00 WIB
Lama
observasi : satu jam 30 puluh menit
Pembagian
tugas : Semua anggota kelompok mengamati suasana saat
proses belajar mengajar di kelas.
C.
Laporan
Observasi
Observasi dilakukan di kelas X-D SMA Harapan – I medan. Pada saat observasi, guru
yang mengajar yaitu Bapak Khairil Anchar dengan pelajaran Bahasa Arab. Adapun
isi materi yang diajarkan beliau adalah mengenai “Isim”. Adapun hasil
pengamatan yang diperoleh yaitu;
-
Berdasarkan pengamatan
observer
1. Konsep
e-learning
SMA Harapan 1 Medan
telah menggunakan konsep pembelajaran e-learning sejak tahun 2010. Model
pembelajaran e-learning yang digunakan yaitu secara offline berupa pembelajaran
dengan power point dengan menggunakan sebuah projector dengan merk EPSON.
2. Motivasi
-
Motivasi siswa
tergolong rendah, dikarenakan
pada saat beliau mengajar banyak siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, suasana
sangat ribut, tidak kondusif, dan ada juga yang makan-makan dikelas serta
bermain HP dan ada juga siswa yang bahakan tidak membawa bukunya serta
mengeluh akan tugas yang diberikan oleh guru.
-
Need for achievement
siswa tinggi, mereka berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
-
Motivasi afiliasi siswa
tinggi, para siswa menunjukkan hal ini dari aksi menyontek ketika mengerjakan
tugas yang diberikan guru
-
Motivasi ekstrinsik
seperti pemberian reinforcement positif dapat meningkatkan motivasi instrinsik
siswa, guru memaksa siswa mengerjakan tugas dengan mengajak siswa menonton film
saat tugas mereka telah selesai
3. Orientasi
belajar
-
Menggunakan metode TCL
(Teacher Centered Learning), pembelajran berpusat pada guru, guru yang mendiktekan
pelajaran, memberi materi, pertanyaan
dan tugas serta evaluasi.
4. Manajemen
Kelas
A. Fisik
-
Kelas menggunakan gaya penataan
auditorium
-
Ruang kelas terkesan
gelap karena pencahayaan kelas kurang
-
Suhu di kelas stabil
-
Kelas kotor
-
Papan tulis dan media
pembelajaran lain dapat dijangkau oleh semua murid
-
Guru tidak bisa
bergerak bebas ke belakang meja siswa yang paling belakang karena kepadatan
di tempat lalu lalang tersebut serta tidak ada celah untuk itu
B. Non
Fisik
-
Guru kurang dapat
memanage kelas sehingga siswa ribut di kelas dan siswa bebas berjalan-jalan di
ruang kelas
-
Guru menggunakan gaya
mengajar Otoritatif
5. Teori
belajar
Ada beberapa terori
belajar yang digunakan, yaitu:
A. Teori
belajar behavioristik
-
Pemakaian teori ini
terlihat ketika siswa diberikan tepuk tangan (praise) oleh guru dan
teman-temannya ketika berhasil menjawab sebuah pertanyaan.
-
Guru
menekankan imbalan dengan insentif stimuli positif sebagai kunci dalam
menentukan motivasi murid. Insentif yang dipakai guru dikelas adalah tugas yang
diselesaikan murid akan mendapat imbalan berupa memperbolehkan menonton film,
sesuai permintaan yang mereka inginkan apabila selesai mengerjakan tugas.
-
Guru memberikan siswa
nilai sebagai reward atas tugasnya
B. Teori
belajar Humanistik
-
Siswa diberikan
kebebasan dalam menjawab pertanyaan pertanyaan yang diberikan guru
C. Teori
belajar Kognitif
-
Siswa menggunakan
kognisi dalam mengerjakan tugas serta pertanyaan yang diberikan guru
D. Teori
belajar sosial
-
Hubungan baik antara
siswa dan guru cukup untuk membuat proses belajar mengajar lebih nyaman dan
menyenangkan
-
Berdasarkan keterangan
narasumber
A.
Khairil Anchar (Guru Bahasa Arab) = Beliau sudah
mengajar di SMA Harapan – I Medan sejak 1987. Beliau mengatakan bahwa lebih
suka mengajar menggunakan slide jika jumlah les sedikit (1 les = 45 menit).
Namun dia lebih suka menggunakan papan tulis jika jumlah les banyak.
B.
Santi (Siswi) = Santi adalah salah satu siswi yang
sekarang duduk di kelas X-D. Dia mengaku masuk sekolah Harapan bukan karena
paksaan orang tua, melainkan atas kemauannya sendiri. Mengenai e-learning, dia
mengaku lebih suka menggunakan infocus daripada papan tulis, karena lebih mudah
dimengerti dan terstruktur tulisannya. Juga tampilan pada slide menarik. Santi
lebih termotivasi secara intrinstik pada pelajaran Biologi, Kimia, dan Fisika.
Tetapi pada pelajaran Matematika, dia menggunakan motivasi ekstrinsik, itu
dikarenakan guru Matematikanya killer, paparnya. Dia menambahkan,
biasanya jika catatan tinggal, berisik, main HP, itu langsung disuruh keluar
kelas.
C.
Anggy (Siswi) = Anggy, seorang siswi SMA Harapan – I
Medan yang juga dikelas X-D juga ikut kami observasi. Siswi yang duduk di
belakang pojok kelas ini mengaku bahwasanya dia lebih suka jika yang mengajar
itu menggunakan Microsoft Power Point, “lebih mudah ngertinya sih” katanya. Dia
juka memberitahukan, bahwa uang sekolahnya disitu berjumlah 460.000/bulan,
ditambah uang mulok sebesar 35.000. Tidak banyak informasi yang kami dapat dari
dia, mengingat dia juga orangnya pemalu.
D. rangkuman hasil
observasi
1. Kelompok :
Penggunaan konsep e-learning di SMA
harapan 1 medan telah dilakukan sejak tahun 2010. Metode pembelajaran
e-learning ini dapat memudahkan siswa dalam belajar karena lebih mudah
dimengerti dan terstruktur tulisannya, Juga tampilan pada slide yang menarik
sehingga tidak membosankan dan
memudahkan pula bagi guru dalam mengajar dimana guru tidak perlu lagi
mendiktekan pelajaran. Konsep e-learning yang digunakan di sekolah tersebut
merupakan e-learning dengan program offline berupa pembelajaran menggunakan
power point melalui sebuah projector dengan merk
EPSON. Motivasi siwa kelas X-D SMA harapan 1 medan tergolong rendah, dikarenakan banyak siswa
yang tidak memperhatikan pelajaran dan cenderung ribut serta memakan-makanan di
kelas. Orientasi belajar menggunakan model TCL (teacher centered learning)
dimana gurulah yang berperan dominan dalam proses pembelajaran. Dengan
menggunakan gaya mengajar otoritatif pada saat pelajaran berlangsung guru
kurang dapat memanage siswa dengan baik sehingga suasana kelas cenderung tidak
kondusif. Gaya penataan ruangan yang digunakan yaitu gaya auditorium. Teori
belajar yang digunakan berupa teori belahjar behavioristik, humanistik,
kognitif dan sosial.
2. Pribadi
Pada saat observasi dilakukan di SMA
Harapan 1 Medan tepatnya di kelas X-D pada jam 12.30-14.00, mata pelajaran yang
sedang diajarkan oleh bapak Khairil
Anchar yaitu B. Arab. Sistem
pembelajarannya menggunakan konsep e-learning program offline berupa pembelajaran
melalui powerpoint. Pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung
siswa tampak tidak begitu memperhatikan pelajaran sehingga dapat disimpulkan
motivasi siswa tergolong rendah, siswa bahkan asyik mengobrol dan
memakan-makanan di dalam kelas sehingga suasana kelas jadi ribut dan tidak
kondusif. Orientasi belajar yang digunakan yaitu TCL dimana pembeljarannya
berpusat pada guru, guru yang memberi materi, memberi pertanyaan dan evaluasi. Kelas
saat itu menerapkan Gaya penataan ruagan auditorium dan gaya mengajar
otoritatif. Teori belajar yang digunakan mencakup semua teori belajar termasuuk
behavioristik (reinforcement positif), Humanistik, Kognitif dan teori
pembelajaran sosial.
E. Testimoni:
1.
Zahrani
(12-040)
Tugas observasi ke
sekolah merupakan pengalaman baru bagi saya. Menurut saya ini merupakan salah
satu satu model pembelajaran yang sangat efektif karena dapat dengan langsung
melihat pengaplikasian materi atau teori-teori yang telah dipelajari di lapangan
sehingga terkesan lebih nyata. Dalam tugas observasi kali ini kami telah bekerja
sama dengan baik secara berkelompok dengan mengunjungi SMA harapan 1 medan
serta telah melakukan tugas obsevasi mengenai konsep e-learning, motivasi,
orientasi belajar, teori belajar serta manajemen kelas secara bersama-sama
sehingga tidak ada kendala yang berarti. Meskipun ada sedikit kendala ketika
menentukan kelas yang akan di observasi, namun akhirnya semuanya teratasi
berkat pihak sekolah yang mau bekerjasama serta guru dan para siswa yang telah
bersedia untuk diobservasi serta dapat berpartisipasi dengan baik.
2. Permata
Ismawarni Putri (12-030)
Seharusnya guru di
ruangan lebih tegas kepada murid-muridnya, dimana guru harus berperan lebih
aktif fan mengontrol murid karena belajar mengajar di dalam kelas menggunakan
sistem TCL jadi guru harus berperan lebih maksimal. Ruangan kelas layak dijadikan
tempat belajarkarena penerangan bagus dan ruangan bagus. Akan tetapi
murid-murid tidak menjaga kebersihan kelas . ruangan sangat kotor dan
bangku-bangku tidak tertata rapi. Anak-anak murid seharusnya lebih menjaga
keadaan kelas.
3.
Mia
Audina (12-084)
Dalam observasi kali
ini terdapat perubahan rencana, yang seharusnya kami berada dikelas mata
pelajaran TIK, jadi kami dipindahkan kekelas bahasa arab. Selama observasi
dikelas juga tidak ada kendala yang terjadi. Semua murid dan guru menyambut
kami dengan baik dan mereka juga tidak merasa terganggu sehingga aktifitas
belajar tetap berjalan sesuai adanya. Setelah observasi selesai kami juga
mewawancara seorang guru dan murid. Dengan wawancara tersebut juga kami lebih
banyak mengetahui lagi mengenai pembelajaran dikelas maupun mengenai sekolah.
4. Muhammad
Anggy Fajar Purba (12-104)
Menurut
saya pada observasi dilakukan pada hari kamis 23-5-2013 pada sekolah SMA
Harapan – I Medan lebih tepatnya di kelas X-D saya merasa segala perlengkapan
dan fasilitas kelas sudah termasuk sangat mumpuni, seperti dengan adanya sebuah
projector dengan merk EPSON, 2 buah lemari besar yang berisi Al-Qur’an dan
perlengkapan belajar mengajar, 2 Air Conditioner, dst. Jadi pada saat kami
sedang observasi kelas mereka, pada saat sedang pada pelajaran Bahasa Arab.
Saya lihat guru sangat ramah terhadap siswa/i di kelas tersebut. Tetapi
motivasi siswa/i nya menurut saya kurang tinggi, karena kami mendapati siswa/i
yang bermain HP, makan-makan, serta ngobrol-ngobrol dengan temannya. Suasana
kelas sungguh kacau dan tidak kondusif. Guru tidak terlalu ambil pusing dengan
itu, jadi hanya diperingatkan saja jika ada yang kelewatan batas, itu seperti
teori belajar Operant Conditioning yang termasuk kedalam Negative Reinforcement
menurut saya. Saya melihat kelas menggunakan orientasi belajar TCL (Teacher
Center Learning), dimana guru yang aktif disitu dengan memberi materi, tugas,
dan mengoreksinya bersama siswa/i. Kemudian saya juga berpendapat, bahwa mereka
menggunakan strategi belajar otoritatif dan formasi bangku gaya auditorium.
Tetapi walaupun pada kelas saya lihat suasana tidak kondusif, tetapi saya rasa
mereka kreatif, dan ramah. Karena saya melihat sebagian siswa/i membawa alat
musik, dan ketika kami butuh menanyakan pertanyaan pada mereka, mereka pun
tidak sungkan-sungkan untuk menjawabnya dengan nada yang ramah.
5. Arif
Mubarakallah (12-122)
Observasi yang kelompok
kami lakukan sesuai dengan harapan walaupun ada sedikit kendala saat akan
mencari kelasyang diobservasi dimana saat kami tiba ternyata para siswa sedang
ISHOMA, tetapi secara keseluruhan berjalan lancar. Izin kelas pun berjalan
baik, para siswa dan guru pun baik sekali dalam kerjasamanya dan saya pribadi
sangat mengapresiasi kerja sama mereka.
Hasil gambar dari observasi:
1 komentar:
thanks, sangat bermanfaat
Posting Komentar